Analisis Masalah Sosial
PENDAHULUAN
Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang
diantaranya adalah kenakalan remaja. Dalam perspektif perilaku menyimpang
masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai
aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Masa
remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa
remaja.Laporan United Natiins Congress on the Prevention of Crime and
Treatment of Offenders”yang bertemu di London pada 1960 menyatakan adanya kenaikan
jumlah juvenile delinquency (kejahatan anak remaja) dalam kualitas
kejahatan, dan peningkatan dalam kegarangan serta kebengisannya yang lebih
banyak dilakukan dalam aksi-aksi kelompok dari pada tindak kejahatan individual
(Minddendorff). Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak muda remaja pada
intinya merupakan produk dari kondisi masyarakatnya dengan segala pergolakan
sosial yang ada di dalamnya. Kejahatan anak remaja ini disebut sebagai salah
satu penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial atau penyakit
masyarakat adalah segala bentuk tingkah laku yang dianggap tidak sesuai,
melanggar norma-norma umum,adat istiadat, hokum formal,atau tidak bisa
diintegrasikan dalam pola tingkah laku umum. Sebenarnya kenakalan remaja itu
timbul akibat dari ketidakmampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan
remaja yang harus dipenuhi.
Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada
diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis banyak
teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan
gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja
karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi
sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada
remaja.
Oleh karena itu, kenakalan remaja dipengaruhi oleh
banyak faktor baik faktor dari dalam diri maupun dari luar diri remaja
tersebut. Dalam menangani masalah kenakalan remaja ini diperlukan bantuan dari
banyak pihak.
PEMBAHASAN
Definisi
kenakalan remaja menurut para ahli, antara lain :
1. Kartono (ilmuwan sosiologi) : Kenakalan Remaja
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
2. Santrock
: "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal".
3. Mussendkk (1994) : Mendefinisikan
kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang
biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan
ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
4. Hurlock (1973): Menyatakan
kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat individu yang melakukannya
masuk penjara.
5. Conger(1976) & Dusek (1977) : Mendefinisikan
kenakalan remaja sebagai suatu kenakalan yang dilakukan oleh seseorang
yang berumur di bawah 16 dan 18 tahun yang melakukan perilaku yang dapat
dikenai sangsi atau hukuman.
6. Drs.B.Simanjutak,S.H.
: Tinjauan dari sosiokultural arti dari juvenile delinquency yaitu apabila
perbuatan-perbuatan itu bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif.
7. Drs.Bimo
Walgito (Psikolog) : Merumuskan arti selengkapnya dari juvenile
delinquency sebagai berikut : tiap perbuatan,jika perbuatan tersebut dilakukan
oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi merupakan
perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja.
8. Dr.Fuad
Hasan : Merumuskan definisi delinquency sebagai berikut :perbuatan anti
sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa
dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.
Dari
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan
remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar
aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.
a. Penyalahgunaan
narkoba
b. Seks bebas
b. Seks bebas
c. Balapan
liar
d. Minum minuman keras
e. Tawuran antara pelajar
f. Penipuan
d. Minum minuman keras
e. Tawuran antara pelajar
f. Penipuan
g. Pemerasan
h. Pencurian
i. Pembunuhan
j. Penganiayaan
k. Membolos
sekolah,dll
a. Faktor
internal :
1. Krisis
identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol
diri yang lemah
Remaja yang
tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
b. Faktor
eksternal :
1) Keluarga
Perceraian
orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja. Secara umum dapat dinyatakan bahwa anak
delinkuen pada umumnya dating dari rumah tangga dengan relasi manusiawi penuh
konflik percekcokan,yang disharmonis. Kurangnya kasih saying orang tua.
2) Kondisi
Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Faktor
kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan ”, merupakan faktor
yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang.
3) Pengaruh
Kawan Sepermainan atau teman sebaya
Pengaruh
kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan
selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu
cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya.
Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam
membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena
itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di
kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
4) Pendidikan
Memberikan
pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak.
5) Penggunaan
Waktu Luang
Apabila waktu
luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan
untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja
melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah.Dan
sebaliknya.
6) Perilaku
Seksual
Pada saat
ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkawatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran
sejak awal masa remaja.
Pacar, bagi
mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di
kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian
pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja
yang putus sekolah karena hamil.
1. Kurangnya
sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
2. Contoh
perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan
nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya
pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar
sekolah, dan lainnya).
4.Kurangnya
disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya
kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya
konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan
dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak
tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan
budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10.Adanya
saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan
kenakalan remaja.
D. Hal-Hal
yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Kenakalan
Tindakan
secara preventif yang dilakukan antara lain :
1. Meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
2. Berikan
kasih saying yang cukup kepada anak.
3. Perbaikan
lingkungan, yaitu daerah slum, kampung-kampung miskin.
4. Mendirikaan
klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku dan
membantu remaja dari kesulitan mereka.
5. Mendirikan
tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delinkuen dan non
delinkuen. Misalnya berupa latihan vokasional, latihan hidup
bermasyarakat, latihan untuk persiapan transmigrasi.dll.
Tindakan
hukuman bagi anak remaja delinkuen antara lain :
Menghukum
mereka sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah
berfungsinya hati nurani sendiri untuk hidup susila dan mandiri.
Tindakan
kuratif bagi usaha penyembuhan anak delinkuen :
a. Menghilangkan
semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik berupa pribadi familial,
sosial ekonomis dan cultural.
b. Memindahkan
anak-anak nakal ke sekolah yang lebih baik,atau ke tengah lingkungan sosial
yang baik.
c. Melakukan
perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh dan
memberikan fasilitas yang diperlukan bagi perkembangan jasmani dan rohani yang
sehat bagi anak-anak remaja.
d. Memberikan
latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan disiplin.
e. Memperbanyak lembaga
latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan.
Cara lain
dalam mengatasi kenakalan remaja :
1. Kegagalan
menghadapi identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau bisa
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap
ini.
2. Kemauan
orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
3. Kehidupan
beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat keberfungsian
susila keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik berarti mereka
akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya secara teoritis bagi
keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka anak-anaknyapun
akan melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma agama.
4. Untuk
menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk
mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga hendaknya memberikan
kesibukan dan mempercayakan tanggungjawab rumah tangga kepada si remaja.
Pemberian tanggungjawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun
mengada-ada.Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak
memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak.
5. Mengisi
waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja. Remaja selain membutuhkan
materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Oleh
karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan
keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi.
6. Remaja
hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua memberi
arahan arahan di komunitas mana remaja harus bergaul.
7. Remaja
membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman-teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
PENUTUP
Masa remaja
merupakan masa-masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Dalam masa ini para
remaja dihadapkan dengan banyak persoalan. Kenakalan remaja adalah salah satu
hal yang menyimpang karena ada pikiran negative dan pengaruh negative dalam
diri remaja. Kenakalan remaja merupakan refleksi dari perbuatan orang dewasa di
segala sector kehidupan yang dipenuhi baying-bayang hitam dan pergulatan seru
(penuh intrik,kekerasan,kekejaman, nafsu kekuasaan, kemunafikan, kepalsuan,
dll). Dan disini dukugan dari orang tua, keluarga, teman, dan masyarakat
sekitar merupakan salah satu bentuk penguatan remaja untuk lebih bertingkah
laku positif. Oleh karena itu, bagi remaja sebaiknya berhati-hati dalam bergaul
karena lingkungan sangat mempengaruhi perilaku remaja.
Sumber : https://yohanespurnomo.blogspot.co.id
Sumber : https://yohanespurnomo.blogspot.co.id
nice bruhh!!
BalasHapus